MANDAU-BENGKALIS
SUARA RAKYAT RIAU(006)
- II LOKAL BUTUH REHAB DAN MOBILER
- DANA LES LIMA PULUH RIBU RUPIAH
- AIR PAM DI BAK LEBIH SERING KOSONG DARI BERISI
Informasi yang berkembang di tengah tengah masyarakat mengenai SDN XI ini,sungguh di luar dugaan karena di Daerah yang terkenal kaya akan Minyak dan Gas koq masih ada tempat berlangsungnya proses belajar mengajar seperti ini,Ungkap salah seorang warga dan untuk mengetahui kebenaran dari isu yang berkembang ini wartawan Media SRR coba survey ke lapangan dan bincang bincang dengan seorang guru yang berada disana "bahwasanya sekolah SDN X1 Tepatnya di jalan gaya baru memang sering terjadi kekurangan air toilet.
Bukan
hanya siswa saja yang mengeluh dalam hal ini,kami selaku guru pun sering mengeluhkan
hal tersebut.
Lanjut
paparan dari guru tersebut,masalah mobiler memang ada 2 lokal sangat memprihatinkan dan
sudah layak untuk diganti bagaimana
mungkin dunia pendidikan akan berkembang dan maju jika sarana dan prasarana tidak mendukung.
Menurut
keterangan dari guru, kami dengar-dengar
akan di perbaiki pada Bulan Desember.
Namun
hingga saat ini belum juga terlaksana,
hanya janji janji palsu"ujar guru yang enggan disebutkan namanya, kalau ingin
memajukan dunia pendidikan kami harapkan kerja sama orang tua wali murid, kalau
disekolah anak kami, namun sampai
dirumah itu hak orang tuanya.lanjut paparannya.
Kalau
kekurangan air itu bukan unsur kesengajaan. memang air Pam yang selalu macet, Sehingga
banyak anak didik kami yang sudah terdesak untuk buang air kecil terpaksa buang air kecil di sembarangan tempat, bahkan
tembok sekolah pun menjadi tempat kencing anak didik ujar seorang guru,
Aroma sangat menyengat,alias [PESING] tapi kami sangat memaklumi dalam hal itu, karena sering
kehabisan air jadi harapan kami supaya air Pam dapat cepat terlaksana dan dapat mengatsi keluhan-keluhan kami. Lanjut paparan nya guru yang enggan
disebutkan namanya.
Masalah uang les itu memang ada kami lakukan cuma
antara orang tua wali murid dan kami tanpa
ada pesetujuan dari orang tua wali murid.
Semuanya
lima puluh ribu
tergantung pada gurunya dan kami tidak pernah memaksa siswa.
Tanpa
ada persetujuan dari orang tua wali
murid sebelum kami melakukan dan menjalankan program les, kami memanggil orang tua wali murid dan
kami meminta persetujuan mereka demi
untuk memajukan dan menaikkan kualitas
yang lebih mantap dan transparan, ujar guru yang enggan disebutkan namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar