- PROYEK SEMENISASI JL.MORINO SELESAI TETAPI SISAKAN 4 METER UNTUK PEMBANGUNAN GORONG-GORONG.
- WARGA SETEMPAT MERASA TIDAK NYAMAN BERKENDARA MELEWATI JALAN TERSEBUT.
Mandau,
SRR
Pembangunan jalan semenisasi jalan Morino telah berhenti pengerjaannya
oleh sang kontraktor, akan tetapi kondisi jalan Morino tersebut tidak sesuai
dengan harapan masyarakat. Pasalnya, sekitar 4 meter badan jalan Morino itu
tidak dikerjakan oleh sang Kontraktor proyek. Selain itu, jalan semenisasi yang
seharusnya di buras, pihak kontraktor tidak melakukannya.
Dari pekerjaan yang tidak sempurna selesainya itu berujung dengan
banyaknya persepsi dan asumsi yang negative dari masyarakat terhadap
Kontraktor/ Pemborong maupun Konsultan Pengawas. Kenapa demikian??? Sudah jelas
terbukti disaat masyarakat melewati/melintas dari jalan Morino yang baru saja
selesai dikerjakan itu merasa kurang nyaman dan sedikit merasa cemas. Pasalnya
jalan semenisasi itu tidak mulus semuanya dari pangkal pengerjaannya sampai ke
ujung proyek. Jadi pengerjaan proyek semenisasi jalan Morino tersebut tidak
sesuai dengan harapan masyarakat yang berdomisili di daerah itu.
Ketika dikonfirmasi perihal jalan yang tidak selesai seluruhnya itu,
Konsultan Pengawas proyek mengatakan bahwa, “kekurangan yang ada itu sudah kita
tambahkan keujung jalan sepanjang 4 meter. Sedangkan jalan yang tidak
dikerjakan itu sebenarnya untuk membuat gorong-gorong. Namun jatah semenisasi
untuk yang 4 meter itu tetap kita berikan/buatkan”,ucapnya.
“Bukannya kita tidak mau melanjutkan pekerjaan itu, tapi kita sudah
dipanggil dan diberitahukan oleh pihak Desa Balai Makam bahwasannya
pembuatan gorong-gorong tersebut sudah
kita anggarkan dan anggarannya sudah turun. Jadi pihak desa yang meminta agar
pembuatan saluran air/drainase itu dikerjakan langsung oleh pihak desa”, tambah
konsultan.
Pada dasarnya di dalam pengerjaan proyek semenisasi yang ada saluran
airnya seperti jalan Morino itu, dana yang dikucurkan untuk proyek semenisasi
tersebut sudah termasuk dengan pembuatan
gorong-gorong. Namun pihak Kontraktor dan Konsultan Pengawas tidak merasa keberatan
dengan permintaan dari pihak Desa Balai Makam yang mau mengerjakan
gorong-gorong tersebut. Hal itu disepakati oleh karena pihak
Kontraktor/Pemborong dan Konsultan maupun pihak desa Balai Makam sama-sama
diuntungkan atau mendapat keuntungan.
Akan tetapi di dalam prosedur pengerjaan suatu proyek apakah
diperbolehkan seperti itu??? Walaupun ada permintaan dari pihak desa yang
notabene mewakili pemerintah juga, seharusnya pihak kontraktor proyek tidak
memaksakan diri untuk menyetujui permintaan pihak desa Balai Makam tersebut.
Dan dengan adanya permintaan itu, secara otomatis anggaran untuk pembuatan
gorong-gorong itu tidak terpakai atau berlebih. Dikemanakan kelebihan dana
proyek pembangunan jalan semenisasi jalan Morino itu, apakah kembali ke Kas Pemkab
atau tetap di dalam Kas Kontraktor???
Bukan hanya dana pembuatan gorong-gorong saja yang menjadi pertanyaan
melainkan dana untuk Buras itupun menjadi sasaran pertanyaan berikutnya. Ketika
dipertanyakan awak media ini kepada sang konsultan proyek terkait jalan
semenisasi yang tidak di buras itu, beliau tidak menjawab melainkan dengan
cepat mengalihkan pembicaraan kearah yang lainnya.
Kejanggalan lain di dalam proyek semenisasi itu sudah sangat jelas
tampak dilapangan dari mutu jalannya, yang mana pola campuran bahan-bahannya
yang tidak sesuai dengan pola campuran dengan perbandingan 1:2:3 sesuai dengan
bestek. Pasalnya, di dalam pencampuran bahan-bahan tersebut hanya memakai pola
‘Kira-kira’ atau hanya memakai sekop saja tidak ada memakai takaran yang
pasti.
Jadi, sudah pantaslah proyek semenisasi yang baru selesai dikerjakan pun
akan cepat rusak kembali, karena kualitas dari pengerjaan proyek itu sendiri
pun tidak pernah dijaga oleh sang Konsultan Pengawas. Dengan demikian, sudah sangat
rugi pemerintah memberikan anggaran kepada para Konsultan yang tidak beres di
dalam mengawasi pekerjaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan arti
kata Tidak ada gunanya juga seorang Konsultan Pengawas berada di areal proyek
tetapi mutu dari pekerjaan pun tetap hancur atau tidak sesuai dengan bestek.
Rugi …. Rugi …. Dan Rugi …..
*004.
Berita Di Facebook
Berita Di Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar