PEMBAGIAN BLSM DI KEC.PINGGIR OLEH PEMERINTAH DI DUGA ‘BERMAIN’ DATA BPS YANG LAMA
- BANTUAN UNTUK WARGA MISKIN ATAU DI JADIKAN PROYEK MENCARI KEUNTUNGAN.
- Penyaluran BLSM Di Kec.Pinggir, Kab.Bengkalis di duga Pakai Data Yang Tidak Valid
Keputusan yang di ambil oleh para Petinggi Negara
Republik Indonesia ini yaitu dengan menaikkan harga BBM pada masa-masa yang
sedang sulit dan pada masa akan menghadapi Bulan Puasa dan menjelang hari raya
Idul Fitri sepertinya menyisakan asumsi yang negative dan situasi yang semakin
buruk dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
Dampak
dari kenaikan harga BBM itu sendiri tentunya sangat berpengaruh kepada seluruh
lapisan masyarakat &bagi kegiatan masyarakat. Baik itu masyarakat ekonomi
atas, menengah, terlebih lagi bagi
masyarakat ekonomi bawah/ miskin. Untuk mengimbangi dampak yang dialami oleh
masyarakat ekonomi bawah/ miskin, pemerintah pusat kembali mengeluarkan
kebijakan program pemberiaan bantuan kepada masyarakat ekonomi bawah/ miskin
yaitu berupa pemberian bantuan uang tunai, yang kemudian disebut Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat ( BLSM ) yang mana Pemberian tersebut sebagai
kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Adapun hal BLSM tersebut sudah
disetujui dan sudah disahkan oleh DPR RI dan Seluruh Pemerintah Pusat
Jakarta.
Bertempat
di gedung aula pertemuan kantor Camat Pinggir, pada hari selasa (09/07), ribuan
masyarakat se-Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, RIAU, hadir memadati
ruangan aula pertemuan tersebut untuk
menerima/ pencairan dana BLSM. Penyaluran BLSM tersebut di salurkan
langsung oleh pihak Pos Indonesia cabang Duri-Mandau. Dan di dalam acara
pembagian BLSM itu mendapat pengamanan dari sejumlah petugas kepolisian wilayah
Kecamatan Pinggir.
Kasi
KeSosBud Kecamatan Pinggir, Drs.H.Sutrisno, saat ditemui menerangkan, “Pihak
kantor camat hanya sebagai fasilitator saja. Penyaluran BLSM yang terlaksana di
aula kantor Camat Pinggir ini merupakan hasil dari koordinasi Camat Pinggir
dengan pihak PT.Pos Indonesia”ucapnya.
“Perihal
data-data penerima BLSM khususnya untuk wilayah kecamatan Pinggir, Drs.H.
Sutrisno, kembali menjelaskan, data-data tersebut kita peroleh dari data BPS
Tahun 2011 yang lalu. Kemudian data tersebut kita serahkan ke masing-masing
Kelurahan dan Desa se-Kecamatan Pinggir untuk di periksa kembali”, jelas
beliau.dan hasil konfirmasi dengan Camat Pinggir mengatakan”Data BLSM kita
dapat dari Pusat dan data tersebut langsung di serahkan oleh pihak POS ke
Desa-Desa/Kelurahan dan setelah di Cek oleh Pihak Desa/Kelurahan,ternyata data yang
di terima tidak sesuai dilapangan karena banyak yang dinilai justru orang kaya
sebagai penerima dana tersebut.
Sementara, pantauan tim Suara Rakyat Riau, penyaluran BLSM untuk
wilayah Kecamatan Pinggir, banyak di temui memakai data- data yang tidak sesuai
dengan keadaan masyarakat yang sebenarnya. Dimana masih ada masyarakat yang
ekonominya mampu, masih juga terdata menjadi penerima BLSM. Sebaliknya,
masyarakat yang benar- benar tidak mampu dan seharusnya mendapat BLSM, tidak
terdata sebagai penerima BLSM. “Data yang sebenarnya yang dipakai untuk
penyaluran BLSM apakah data dari BPS atau dari data setiap petugas perangkat
Desa, setingkat RT.
Mengingat
banyaknya data yang di terima oleh Kelurahan atau Desa yang tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya maka terjadilah sedikit keributan/kekisruhan saat pembagian BLSM.
Yang mana akar persoalan kekisruhan BLSM sesunguhnya bermula pada penggunaan
data BPS Tahun 2011tersebut sebagai basis data kemiskinan penerima BLSM.
Padahal dalam rentang dua tahun ini sudah terjadi perubahan yang signifikan,
mulai dari mobilitas penduduk, turun naiknya pendapatan masyarakat, serta ada
orang yang sudah meninggal dan sebagainya. Perubahan-perubahan itulah yang
tidak terverifikasi oleh pemerintah sebelum membagikan BLSM tersebut.
Sementara, salah satu Kelurahan yang ada di kecamatan Pinggir, yaitu
Kelurahan Titian Antui, menolak menyalurkan BLSM kepada warganya. Dimana, PLH
Kelurahan Titian Antui, Ratna, saat ditemui tim di kantornya mengungkapkan, “Memang
benar kami seluruh perangkat petugas dikelurahan Titian Antui ini untuk
sementara menangguhkan penerimaan BLSM untuk warga kami. Dengan alasan, data
yang diberikan oleh pihak BPS melalui pihak Pos Indonesia kepada kami merupakan
data BPS Tahun 2008. Tentunya data tersebut tidak akurat lagi, sudah berjalan 5
Tahun, dan bahkan ada tercatat sebagai penerima BLSM di data BPS tersebut yang
merupakan pegawai negeri sipil, ungkap PLH tersebut. Agar tidak terjadi yang
tidak diinginkan, kami akan verifikasi kembali data-data tersebut, dimana warga
yang berhak menerima BLSM haruslah benar-benar di data sebagai penerima BLSM
tersebut”, ungkapnya dengan tegas.
Tantangan Nasionalisme saat ini bukan
persoalan berhadapan dengan penjajah, saat ini justru kita berhadapan dengan
diri kita sendiri, yaitu menciptakan kehidupan rakyat yang adil dan makmur
sejahtera. Mereka ( Rakyat ), hanya mendapat 600 ribu saja, sedangkan ada
pihak-pihak tertentu yang diberikan 1 milyar. Dimana keadilan yang di nyatakan
dalam butir ke-5 Pancasila tersebut,Dimana letak keadilan untuk rakyat apabila
situasi pembagian BLSM tersebut saja sudah terjadi kecurangan secara
terang-terangan di lakukan oleh pihak Pemerintah.
Suara Rakyat Riau
Suara Rakyat Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar