Selasa, 24 September 2013

GAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK




SRI VERAWATI,Spd

             Gairah serta perhatian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, saat ini cukup mengembirakan, berbagai kalangan dan lapisan masyarakat mulai konsen terhadap pendidikan yang satu ini. Pemerintah, sejalan dengan deklarasi  juga mempersiapkan berbagai cara untuk memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini. Dimana-mana orang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga sekolah yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayanan pendidikan yang baik Taman Kanak-kanak pun bermunculan, dengan berbagai bentuk dan rupa, di kota-kota sampai kedesa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak juga bertebaran di berbagai tempat, dari khusus yang menawarkan otak anak cerdas, cakap berbagai bahasa, hingga badan sehat.
             Dibalik itu sesungguhnya ada ketidak patutan dalam memperlakukan anak. Ketidak patutan orang tua serta kesalahan yang di lakukan terhadap anak-anaknya, dapat di kelompokan dalam berbagai gaya orang tua .
             Elkind (1989) mengelompokan berbagai gaya orang tua dalam pengasuhan anak, antara lain :
1.      Orang tua intelek 
              Kelompok ini adalah keluarga kelas menengah ke atas. Mereka sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan anak disekolah. Mereka percaya bahwa pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan hidup. Namun terkadang mereka tergiur menjadikan anak-anak mereka “super kids”, yaitu anak yang memperlihatkan  kemampuan  akademik tinggi. Untuk itu, mereka tidak segan-segan memasukakan  anak-anaknya kesekolah mahal dan bergengsi, sebagai bukti mereka mampu dan percaya bahwa pendidikan yang baik itu harus di bayar dengan pantas.
2.      Orang tua borju
              Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses dan memiliki gaya hidup kebarat-kebaratan. Mereka adalah orang tua yang cenderung merawat harta dan karier mereka, yaitu penuh dengan ambisi. Berbagai isu mutakhir tentang pengasuhan yang baik seperti membangun karier, maka “super kids” merupakan kesuksesan mereka mengantarkan anak-anaknya.
 3.  Orang tua selebritis
             Kelompok ini adalah kelompok orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi kompetitif dalam berbagai gelanggang. Mereka mengirim anak-anaknya keberbagai kompetisi dan kejuaran, berbagai kontes di ikuti, mereka ingin putra-putrinya menjadi “seorang bintang”. Sejak kecil mereka sudah di persiapkan menjadi “sang juara”. Apa yang terjadi? pemaksaan seperti ini, justru sering kali membahayakan anak-anak mereka. Mereka lupa bahwa kapasitas sang anak belum tentu sesuai dengan selera orang tuanya.
 4.  Orang tua paranoid
             Kelompok orang tua seperti ini memprioritaskan pendidikan yang dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan ke pada anak-anaknya, menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi diri mereka dari berbagai macam mara bahaya. Oleh karna itulah, mereka memasukan anak-anaknya pada latihan karate, pencak silat, dan lain-lain. Ketidak patutan pemikiran kelompok ini dalam mendidik anak adalah mereka terlalu berlebihan melihat mara bahaya diluar rumah tangga mereka .
5.  Orang tua instan
            Kelompok orang tua seperti ini merupakan kelompok orang tua yang sukses dalam karier, namun tidak memiliki pendidikan yang cukup. Mereka memandang bahwa kesuksesan mereka adalah dunia bisnis merupakan kesuksesan yang di peroleh begitu saja ( instan ) dan itulah yang di terapkan pada anak-anaknya.
Wallahu a’lam


                                                                                                                         

1 komentar:

  1. Trima kasih bwt Buk Vera dan kami sbgai org tua sgt suka dgn Artikel atw Opini2 sprti ini dn semoga media suara rakyat riau ini menjadi wadah bagi kami masyarakat lemah ke bawah dlm menympaikan asfirasi kami.

    BalasHapus