SPBU MUARA BASUNG BERALIH FUNGSI DARI SPBU
BBM SUBSIDI MENJADI AGEN BBM INDUSTRI
- KEBEREDAAN SPBU MUARA BASUNG TERKESAN ANEH
- KALAU HARI MASIH TERANG SPBU TUTUP DAN JIKA SUBUH SPBU BUKA
- DI DUGA BBM BERSUBSIDI DI ALIHKAN KE PERUSAHAN PERUSAHAN DENGAN HARGA BBM INDUSTRI
- SERING TERJADI KELANGKAAN BBM BERSUBSIDI DI SPBU MUARA BASUNG INI
- PIHAK DEPO DUMAI HARUS CEK KEBERADAAN SPBU INI
- JANGAN HAK RAKYAT DI BERIKAN KE PENGUSAHA PENGUSAHA
- DI DUGA ADA PERSELINGKUHAN ANTARA PIHAK SPBU DAN INSTANSI TERKAIT
PINGGIR-SRR
(*002)
Siapa saja yang melintas di Daerah Desa
Muara Basung dengan mengendarai Sepeda Motor atau Mobil yang menggunakan BBM
Premium pasti akan kecewa,apalagi di waktu pagi sampai tengah malam karena di
SPBU ini selalu terjadi kelanggan BBM jenis Premium dan masalah ini bukan Cuma di
waktu sekarang tapi sudah berlangsung bertahun tahun dan untuk mengungkap
permasalahan ini Wartawan SRR coba melakukan pengintaian karena terkesan aneh
karena dimana mana SPBU selalu buka 24 jam dan tidak pernah ada kelangkaan BBM
jenis Premium,apalagi di saat sekarang ini.
Di SPBU ini
mulai pagi sampai tengah malam BBM jenis Premium selalu habis atau kosong dan
lampu di SPBU mulai magrib sampai tengah malam selalu redup seolah tidak ada
penghuninya dan jika di pantau mulai jam 02.30 Wib sampai 03.30 Wib aktivitas ada
di SPBU ini,tapi anehnya kenapa kejadian seperti ini dibiarkan dan seolah semua
tutup mata?apa semua sudah dapat jatah ini..?pemilik SPBU ini curang terhadap
hak rakyat karena sudah melakukan penipuan dengan memperjual belikan BBM
BERSUBSIDI dan sudah melanggar”PERATURAN MENTERI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,REPUBLIK INDONESIA NOMOR:01 TAHUN 2013.
Kalau
dihitung keuntungan yang didapat SPBU Muara Basung ini perliternya lebih dari
50 % harga BBM bersubsidi,kalau BBM bersubsidi di jual Rp.6.500 tapi ke
Perusahan di jual Rp.13.000 tapi dalam hal ini hak masyarakat lah yang di
rampas pemilik SPBU ini dan cara yang dilakukan SPBU ini sudah sama seperti
permainan mafia,bedanya SPBU ini melakukan transaksi selalu menjelang subuh dan
BBM Premium tersebut selalu di peruntukkan kepada mobil mobil perusahan yang
beroperasi di wilayah Kecamatan Mandau-Pinggir sedangkan untuk masyarakat umum
paling banyak 100 Liter tapi anehnya kenapa permainan ini tidak ada yang berani
mengungkapnya,malah semua terkesan tutup mata(Sudah bagi2 Upeti).
Melihat
permainan di SPBU ini sudah banyak masyarakat yang geram dan ingin melaporkan
masalah ini ke Aparat Hukum juga ke Depo-Dumai,seperti uraian salah satu
masyarakat Desa Tengganau yang berinsial JS”Sudah banyak Daerah yang saya lalui
hanya di SPBU inilah yang sering terjadi kelangkaan BBM jenis Premium dan kami
juga tahu permainan pihak SPBU ini yang menjual BBM Bersubsidi ke Pihak
Perusahan dengan harga BBM Industri dan kami juga sangat mengharapkan dengan
terbitnya berita ini semoga ada perubahan sistim di SPBU ini dan bila perlu
kami harap agar IJIN SPBU ini di cabut saja karena tidak sesuai dengan
Fungsinya dan kami juga sangat berharap kepada media suara rakyat riau ini agar
suara kami benar benar di suarakan dan bila perlu di sampaikan ke Depo-Dumai
agar pihak SPBU ini tidak bisa sekua hatinya lagi”cetusnya dengan geram.
Dan menyikapi
masalah di SPBU ini wartawan suara rakyat riau coba konfirmasi ke Ketua DPW
Provinsi Riau LPPTIPIKOR Bapak Syahmuliyadi Harahap dan berikut kutipanya”bukan
Cuma LSM,Wartawan serta lembaga lainya yang bisa mengungkap permasalahan di
SPBU tersebut,masyarakat juga bisa bila melihat terjadi kecurangan oleh pihak
SPBU silahkan tangkap saja mobil mobil perusahan yang mengisi di SPBU tersebut
dan dalam penjualan BBM di waktu subuh tersebut silahkan beramai ramai lakukan
penggerebekan dengan melibatkan instansi terkait dan termasuk aparat penegak
Hukum yang ada di Kecamatan Pinggir dan jika terbukti sudah terjadi Tindak
Pidana Korupsi kami siap melakukan pengawalan kasus tersebut sampai ketingkat
Pusat-Jakarta,karena Negara kita Negara Hukum koq dan Permen juga ada yang
mengatur tentang penditribusian BBM Bersubsidi ini”Tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar