SRR - NASIONAL
Beberapa minggu ini, masyarakat Indonesia
dihadapkan pada pemberitaan diberbagai media baik cetak maupun
elektronik tentang berkembangnya organisasi ISIS (Islamic State of Irak
and Syria). Sebuah organisasi yang
awalnya berada di Timur Tengah (Irak dan Syria) ini bertujuan akan
membangun Daulah Islamiah (Kekhalifahan). Sebagian kecil warga negara
Indonesia diduga telah turut menyatakan diri sebagai bagian dari ISIS
(berbaiat), baik yang berada di Indonesia maupun yang berada di Luar
Negeri. Kemunculan gerakan bernama Islamic State of Irak and Syria,
Senin siang dibahas secara khusus, dalam rapat terbatas di Istana Negara
Jakarta.
Pemerintah Indonesia, tegas menyatakan, gerakan yang
belakangan mengerucut menjadi Islamic State ini sebagai gerakan
terlarang dan minta warga untuk waspada. Keberadaan faham dan
organisasinya mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sikap pemerintah ini juga diikuti oleh ormas Islam dan tokoh agama yang
juga memberikan pernyataan sikap yang sama.
Berbagai lapisan masyarakat
di Indonesia dari latar belakang yang berbeda telah sepakat menyatakan
menolak keberadaan ISIS di Indonesia, baik organisasi maupun fahamnya.
Lebih dari 10 ormas Islam Indonesia antara lain Dewan Masjid, GP Ansor,
PBNU, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia - menegaskan penolakan
terhadap Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Imam Besar Masjid
Istiqlal, Ali Musthafa Ya'qub menghimbau pada semua komponen bangsa,
khususnya ormas Islam dan para ulama, untuk membentengi umat dari
paham-paham dan pengaruh ISIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar