SRR - KAMPAR
(*jr)
- Bangkinang Lebih Baik Dari Thailand
Bangkinang - Tatacara pengelolaan sampah di
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah milik Pemkab Kampar yang berlokasi Desa
Air Jernih atau di KM 10 ruas jalan lintas Bangkinang-Petapahan ternyata lebih
baik dari pengelolaan sampah di negara gajah putih Thailand.
Pengelolaan sampah dengan sistem
renfil atau sampah ditimbun dengan tanah serta adanya sistem pemisahan sampah
organik dan non-organik plus pengolahan sampah organik menjadi pupuk merupakan
keunggulan pengelolaan sampah di TPA Bangkinang.
Hal itu, diungkapkan salah satu
pimpinan LSM peduli lingkungan dari Negara Belanda yang bernama Mr. Nico Eiler
yang sekaligus di LSM tersebut ia menjabat sebagai senior expert pada program
PUM Organization Netherlands, sebagaimana diungkapkan kembali oleh Kepala Dinas
Kebersihan, pertamanan dan pemakaman Kabupaten Kampar, Ir. H. M. Yasir, MM
ketika ditemui di Bangkinang kemaren Rabu (27/8).
Ditambahkan M.Yasir bahwa Mr. Nico
Eilers yang baru-baru ini datang
langsung melihat tata cara pengeloaan sampah di TPA Bangkinang menyatakan
sangat kagum dengan sistim dan tata cara pengeloaan sampah yang diterapkan
sudah masuk pada TPA level 4 yang sudah memperhitungkan kelestarian lingkungan
dan kenyamanan petugas pengelola sampah di TPA tersebut.
Sampah yang masuk ke TPA Bangkinang
tersebut setiap harinya rata-rata lebih kurang 56 ton yang berasal dari Kota
Bangkinang atau wilayah Kecamatan Bangkinang Kota dan Kecamatan Bangkinang.
Sampah pasar dan sampah rumah tangga dan sampah lainnya sebanyak 56 ton
tersebut setelah sampai di TPA, lantas oleh para petugas dilakukan pemisahan
untuk dua kategori yakni sampah organik dan sampah non-organik.
Sampah organik selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan sisanya
berupa sampah organik yang belum bisa diolah secara cepat plus seluruh sampah
non-organik ditumpuk jadi satu, kemudian diratakan dan dicampur tanah.
Selanjutnya secara merata ditimbun dengan tanah sehingga berupa gundukan tanah
yang disekelilingnya dibuatkan parit pembuangan air. Air dari parit tersebut
ditampung, diproses dan diendapkan serta selanjutnya dialirkan ke bak
penampungan berikutnya.
Proses dari bak penampungan pertama hingga bak penampungan terakhir menghasilkan
air yang bersih dan tidak berbau. Dan akhirnya air yang bersih tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia atau pun bila air tersebut
dibuang ke alam bebas maka kondisinya dijamin tidak akan merusak lingkungan,
papar M. Yasir.
Dan, alhamdulillah, ternyata tata cara pengelolaan sampah di TPA Bangkinang
dengan sistem renfil ini dinilai pakar lingkungan dari Belanda telah masuk
kategori terbaik dan berada pada level 4.
Dan bila dibandingkan dengan tata cara pengelolaan sampah di negara
Thailand ternyata pengelolaan sampah di TPA Bangkinang jauh lebih baik, ujar M.
Yasir. (Humas Setda Kampar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar