SRR - PEKANBARU
- Hingga akhir Juli lalu, ternyata realisasi APBD Pekanbaru baru 30 persen. Ini bukan karena banyaknya kendala, melainkan karena balum senua Satker yang menagih
Riauterkini-PEKANBARU-Hingga akhir bulan Juli realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) murni kota Pekanbaru tahun 2014 masih 30,72 persen. Hal ini
disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Pekanbaru,
Bustami HY Jumat (08/08/2014).
"Hingga akhir Juli realisasi dari Rp2,7 Triliun yang dialokasikan sudah terealisasi Rp856 miliar lebih atau setara dengan 30,72 persen," katanya.
Dikatakannya, realisasi yang terbesar saat ini masih dari sektor belanja, dan ini didominasi belanja tidak langsung yang realisasinya sebesar Rp547 miliar atau 48 persen dari jumlah yang terealisasi sebesar Rp856 miliar.
"Sementara untuk belanja langsung sekitar Rp300san miliar lebih atau sebesar Rp18,7 persen," jelasnya.
Ditanya terkait penerimaan pendapatan yang sudah masuk sampai Juli lalu, Bustami mengatakan sudah mencapai 44,35 persen atau lebih kurang mencapai Rp1 triliun. Untuk penerimaan ini, Bustami menyebutkan sampai saat ini masih didominasi pemasukan dari dana transfer.
"Sektor penerimaan pendapatan kita telah mencapai, 44,35 persen atau sekitar Rp1 triliun. Yang terdiri dari PAD 30,5 persen, dana transfer 56,9 persen, dan sektor lain sebesar 22,44 persen," jelasnya.
Dia mengakui untuk realisasi APBD, dalam hal belanja memang masih sedikit. Hal ini bukan lantaran adanya kendala, namun lebih karena memang belum semua Satuan Kerja yang menagih.
"Saya melihat bukan kendala, hanya saja memang belum ditagih saja. Pengesahan APBD kita kemarin juga terlambat. Di sektor penerimaan juga masih normal saja, karena kan penerimaan sudah di atas 44 persen," terangnya.
Meski demikian, realisasi APBD akan terus digenjot, terutama pengerjaan fisik. "Upaya untuk menggenjot itu kita melakukan evaluasi kegiatan bulan sebelumnya, itu langsung dipimpin pak wali. Disitu kita tahu laporan dari SKPD dimana kendalanya. Tiap bulan terus dievaluasi," imbuhnya.
"Hingga akhir Juli realisasi dari Rp2,7 Triliun yang dialokasikan sudah terealisasi Rp856 miliar lebih atau setara dengan 30,72 persen," katanya.
Dikatakannya, realisasi yang terbesar saat ini masih dari sektor belanja, dan ini didominasi belanja tidak langsung yang realisasinya sebesar Rp547 miliar atau 48 persen dari jumlah yang terealisasi sebesar Rp856 miliar.
"Sementara untuk belanja langsung sekitar Rp300san miliar lebih atau sebesar Rp18,7 persen," jelasnya.
Ditanya terkait penerimaan pendapatan yang sudah masuk sampai Juli lalu, Bustami mengatakan sudah mencapai 44,35 persen atau lebih kurang mencapai Rp1 triliun. Untuk penerimaan ini, Bustami menyebutkan sampai saat ini masih didominasi pemasukan dari dana transfer.
"Sektor penerimaan pendapatan kita telah mencapai, 44,35 persen atau sekitar Rp1 triliun. Yang terdiri dari PAD 30,5 persen, dana transfer 56,9 persen, dan sektor lain sebesar 22,44 persen," jelasnya.
Dia mengakui untuk realisasi APBD, dalam hal belanja memang masih sedikit. Hal ini bukan lantaran adanya kendala, namun lebih karena memang belum semua Satuan Kerja yang menagih.
"Saya melihat bukan kendala, hanya saja memang belum ditagih saja. Pengesahan APBD kita kemarin juga terlambat. Di sektor penerimaan juga masih normal saja, karena kan penerimaan sudah di atas 44 persen," terangnya.
Meski demikian, realisasi APBD akan terus digenjot, terutama pengerjaan fisik. "Upaya untuk menggenjot itu kita melakukan evaluasi kegiatan bulan sebelumnya, itu langsung dipimpin pak wali. Disitu kita tahu laporan dari SKPD dimana kendalanya. Tiap bulan terus dievaluasi," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar