Jumat, 29 Agustus 2014

Remaja di Riau Tinggalkan Koran dan Beralih ke Online

SRR - PEKANBARU
  • Generasi baru di Provinsi Riau memiliki kecenderungan baru untuk mendapatkan informasi. Hasil penelitian Dosen Komunikasi UIN Suska menyebutkan, mereka tinggalkan koran dan beralih ke online.
Riauterkini-PEKANBARU-DR Nurdin Halim, MA, dosen Fakultas Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Pekanbaru menyatakan berdasarkan penelitian yang dilakukannya 6 kabupaten dan kota di Riau, saat ini remaja mulai meninggalkan media radio dan koran dan beralih ke media online dan sosial media (sosmed).

''Penelitian saya itu bagaimana penggunaan media online di kalangan remaja. Jadi memang sebagian besar remaja kita di Riau, khususnya di 6 kabupaten yang kita teliti, mereka memilih media online sebagai alternatif,'' katanya kepada riauterkinicom, usai menjadi pembicara pada acara diskusi yang ditaja Forum Diskusi Publik (FDP) di salah satu restoran Pekanbaru, Jumat sore (29/8/14).

Menurut Nurdin, remaja di Riau mendapatkan informasi dari media online dan sosmed. Sementara surat kabar, bahkan majalah mereka tidak baca. Bahkan, kalau pun mereka membaca surat kabar atau majalah itu juga dari online.

''Jadi artinya, kontribusi media online itu sangat besar di kalangan remaja,'' ujarnya.

Namun, aku Nurdin, jika dilihat dari tabulasi penelitian yang dia buat, informasi yang diakses remaja di Riau lebih banyak bersifat hiburan dan relationship. Setelah mendapatkan hiburan berbentuk musik dan lainnya, yang kedua, remaja Riau menggunakan media bersifat online untuk berhubungan dengan teman-temannya.

''Jadi jika dirunut dari media yang digunakan. Dari tabulasinya terlihat yang dominan mereka akses adalah konten-konten hiburan. Kedua, relationship seperti facebook, twitter dan semacamnya. Yang ketiga baru informasi berita. Yang terakhir ini belum optimal sekali,'' katanya.

Nurdin menambahkan, yang paling lemah menggunakan media online tersebut untuk kepentingan bisnis oleh kalangan remaja di Riau. Seperti penggunakan internet banking dan lainnya belum sangat menonjol di kalangan remaja.

Dikatakan perkembangan teknologi ikut mendorong budaya teknologi di kalangan remaja. Mereka tidak ingin dikatakan gaptek (gagap teknologi), tidak percaya diri walaupun para remaja ini sebenarnya lebih lebih nyaman menikmati media cetak. Apalagi dengan adanya smartphone dan gadget di pasaran saat ini menjadikan kebutuhan mereka akan informasi terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar