Senin, 12 Mei 2014

TUNTUT RAPELAN KENA PHK

DuriSRR
(*040)
  

PT. DIMENSI  BARUMAS  PERDANA  ( DBP )  diproject    Hottap   Maintenan    Operation    Suport    and CERTIFICATION   ( MOSC)   diDuri ,   Telah    mem-PHK   2   (dua)    orang karyawannya    terkait    karena     tuntutan  karyawan  tentang  ”Hak - hak  normative”  yaitu Rapelan  dan   Skala  upah   kenaikan   UMSP  Tahun    2013, Sdr. Zulkafli   dan   Sdr.   Mikha  Marbun    sebagai   karyawan  PT. DBP juga sebagai PENGURUS KOMISARIAT  FEDERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI (PK FPE) SBSI Kab. Bengkalis Telah   menjadi    korban PHK   sepihak     dari    Management    PT .  DBP    yaitu Sdr.   Dodi  wijaya sebagai Manager  Suport    Operation,    telah     mengeluarkan    surat  PHK  sepihak     tanggal     04  April  2014. Pada  hari   yang  sama   Sdr.  Mirza  ahmad taufik  sebagai  General Project  Manager   juga  tidak  mau  kalah   dengan    Sdr.   Dodi  wijaya  ,   juga   telah   mengeluarkan    Surat   Peringatan  (SP)   2 (dua)       sekaligus  kepada   beberapa   orang   karyawan  lainnya  tanpa ada   batas   waktunya  atau  limit dari  SP tersebut . Atas   tuduhan   tidak   masuk   kerja   4 (empat) hari berturut - turut     dan     membocorkan     rahasia   perusahaan,  menurut  karyawan tuduhan  tersebut   diatas sangat  mengada-ada dan tidak beralasan.  
   Padahal dari tanggal 1 s/d  4 April 2014, Seluruh karyawan Hottap sedang melaksanakan  haknya yaitu “MOGOK KERJA” ditempat kerja Shop Hottap di MOSC.  Mogok kerja ini terjadi   karena    tidak    adanya Kejelasan dari Management   PT.  DBP  tentang   Rapelan   dan   Skala upah kenaikan UMSP    Tahun 2013. Hampir   semua    perusahaan    Bisnis   Patner   PT. CEVRON  PASIFIK  INDONESIA   (CPI)     sudah    menjalankan  PERGUB  NO. 24  Tahun  2013 dan melaksanakan  pembayaran  Rapelan  serta  penerapan  Skala upah dari kenaikan UMSP Tahun 2013 Yang  menjadi pertanyaan  karyawan  kenapa  Management   PT. DBP  tidak  mau  mematuhi  / menjalankan PERGUB  No. 24  Tahun  2013  tersebut,  apakah   karena PT. DBP  merasa   rugi   sebab   selama ini tidak  pernah   mencapai   target   perbulannya,   atau  karena mengambil  tender  yang murah meriah, atau karena ingin cari nama saja asal dapat  proyek  walaupun  harganya rendah atau memang management  tidak tahu menghitung harga, sehinga  tender   bunuh diri pun  diambil  dan  akibatnya hak – hak karyawan  diperkosa  untuk  menutupi  kerugiannya. Semua itu bukan  alasan tepat PT. DBP untuk  tidak  mau  memenuhi  hak - hak  normative karyawannya. Kita semua tahu  bahwa uang untuk   pembayaran   Rapelan  tsb   adalah  uang  Negara   yang   disalurkan   melalui operasional  PT. CPI.  Dengan   kenaikan    UMSP   Tahun  2013  yang  signifikan   yaitu  sekitar  47 %    dari  UMSP   Tahun   2012. Dan  PT . DBP   tidak  ada   kenaikan   upah   karyawannya   sepersenpun   alias   0%  (NOL Persen) pada Tahun  2013.  Pada   hal   pemerintah    setiap   Tahunnya mengeluarkan   peraturan   tentang   kenaikan   upah    pekerja  /  buruh   supaya   kebutuhan   hidup layak  dapat  terpenuhi dan  berimbang  atas  kenaikan  harga   kebutuhan  pokok   dari  pemerintah.
   Dalam  hal  ini  PT.  DBP   sudah  melanggar  Peraturan   Gubernur  no. 24  tentang   kenaikan UMSP  Tahun  2013, Putusan   Mahkamah   Konstitusi  no.27/PUU-IX/ 2011,Terkait dengan masalah kelangsungan pekerjaan, KEPMENNAKERTRANS NO. 19 TAHUN 2012 PASAL  28 DAN 29 Terkait jaminan  terpenuhinya   hak - hak   pekerja  dan    jaminan kelangsungan  bekerja, dan UNDANG - UNDANG  No.13  Tahun  2003   pasal  5, 6 dan, 88  terkait    bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan  yang sama  tanpa  diskriminasi  untuk memperoleh  pekerjaan  serta   berhak memperoleh   perlakuan   yang  sama  tanpa  diskriminasi dari  perusahaan, dan juga berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
    Tentang tuduhan PT DBP kepada karyawan yang diPHK, ”Membocorkan rahasia perusahaan”,  Dengan tegas  Zulkafli menyampaikan, ”itu semua  bohong  dan   tidak benar”  bahwa  lembaran bid sheet    yang memuat  standar gaji  karyawan hottap  sesuai  dengan  jabatan  masing-masing   yang  sudah disepakati PT. DBP dengan PT. CPI harusnya sudah diterima karyawan sejak awal kontrak yaitu tanggal 20 desember 2012,Tapi sampai saat ini PT. DBP tidak mau menjalankan  kesepakatan tersebut.  Bagi  karyawan Hottap lembaran  bid sheet  tersebut  bukanlah  rahasia  perusahaan  melainkan  hak – hak  karyawan    tentang penggajian yang dibuat standarnya oleh CPI supaya karyawan mendapat penghasilan yang layak khusus nya karyawan  Hottap  di MOSC,  Dan harapan  CPI MOSC  membuat  standar  penggajian  di  bid   sheet tersebut sebagai “ ROLL MODEL “ khususnya di Projeck HOTTAP MOSC. Kalau itu rahasia mengapa pihak CPI MOSC  menyampaikannya  ke  karyawan Hottap,  bahkan hampir  seluruh department   dilingkungan CPI mendengar dan  mengetahuinya, kalau  itu  juga  menjadi  hak  karyawan  mengapa  tidak  diberikan,     Dan karena  sudah dijanjikan maka karyawan menagih janji tersebut tapi mengapa  karyawan   dipersulit dan diintimidasi ketika memperjuangkan  hak-haknya tersebut. Dalam  kejadian  ini  harusnya  pihak  CPI MOSC  tidak berdiam diri dengan  dalih  tidak  bisa “ campur tangan” dalam  hal  menyelesaikan   tuntutan hak-hak pekerja pada perusahaannya, tapi kenapa bila  ada  kesalahan  dan  sanksi  kepada  pekerja  dari perusahaan   ke karyawannya,  pihak  CPI  MOSC  ikut  campur  tangan  dan  menyetujuinya. hal  ini  yang  terkesan   seolah – olah  pihak  CPI  di  MOSC  melindunggi   pihak  perusahaan,   walaupun    perusahaan  tersebut   sudah melanggar  TENETS  yang   dibuat  PT . CPI.Permasalahan   ini  masih   bergulir   dipihak Disnakertrans Kab. Bengkalis di Duri. Dan  pekerja  berharap  kepada  pihak  Disnakertrans  Kab. Bengkalis  di Duri untuk dapat bertindak cepat, arif dan bijaksana  menyelesaikan  masalah  phk  sepihak  ini  sesuai  aturan   perundang - undangan   yang  berlaku.  Supaya  untuk  kedepannya  tidak  ada  lagi  perusahaan  yang memPHK karyawannya seenak perutnya saja dan tidak ada  lagi perusahaan nakal dibumi Mandau ini.                                                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar