Peremajaan dapat dilakukan pada tanaman kelapa berumur kurang dari 60
tahun apabila tanaman tersebut tidak produktif lagi atau produksi
buahnya kurang dari 30 butir/pohon/tahun.
Hal ini disebabkan kultivar kelapa yang ditanam bukan jenis unggul
atau tidak sesuai dengan iklim dan tanah di daerah tersebut. Apabila
daerah/lokasi tersebut memang tidak cocok untuk tanaman kelapa sebaiknya
tidak diremajakan lagi dan diganti dengan tanaman lain yang lebih
cocok.
Agar peremajaan tidak mengganggu kebutuhan bahan baku kelapa dalam
jangka panjang, maksimal sebanyak 15 hingga 16% dari populasi tanaman
yang ada. Metode peremajaan yang dianjurkan adalah tebang bertahap dan
dalam keadaan tertentu tebang habis.
Peremajaan Tebang Bertahap
Tanaman kelapa tua ditebang secara bertahap sebesar 20% per tahun dengan skema penebangan sebagai berikut:
Tabel 1 : Penebangan kelapa yang perlu diremajakan.
Tahun ke-
|
Kepadatan Kelapa Tua
( pohon )
|
Persentase Penebangan
|
Pengajiran dan pembuatan lubang tanaman dilakukan sesuai jarak dan
sistem tanam, disarankan sistem pagar 6 x 16 meter atau 5 x 16 m.
Sebelum penganjiran tanah diolah minimum (minimum tillage) untuk
persiapan penanaman tanaman sela(Cropping Crop).
Penanaman kelapa pengganti sebaiknya dilakukan pada awal musim
penghujan sebelum tanaman sela. Penebangan kelapa tua dilakukan secara
bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan kelapa yang sudah tua.
Penebangan kelapa dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman agar
tanaman pengganti tidak tertimpa batang kelapa dan biasanya kerusakan
yang terjadi 0 – 1% saja.
Pada tahun pertama penebangan hanya dilakukan terhadap pohon yang
tidak produktif atau pohon kelapa yang dekat tanaman pengganti.
Sisa-sisa batang kelapa dan daun dikumpulkan pada suatu tempat untuk
dikeringkan dan selanjutnya dibakar.
Peremajaan Tebang Habis
Tanaman kelapa tua ditebang seluruhnya sebelum tanaman pengganti
ditebang, metode ini sebaiknya diterapkan pada tanaman kelapa yang rusak
akibat serangan hama dan penyakit. Hal ini dilakukan agar tanaman tua
tidak menjadi sumber penularan hama dan penyakit serta untuk mematahkan
siklus hama dan penyakit yang berkembang dalam suatu wilayah.
Penebangan tanaman tua menggunakan gergaji mesin (Chain saw) agar
penebangan pohon lebih cepat, cara merobohkan adalah dengan menggali
pangkal batang agar lebih baik karena tidak meninggalkan tunggul.
Tunggul harus dibuang atau dibiarkan kering lalu dibakar agar tidak
untuk berkembangnya hama kelapa.
Tanaman sela saat tanaman kelapa masih sebaiknya tanaman semusim
seperti jagung, kedelai, lombok, tomat dan terung yang perlu
diperhatikan menjaga jangan sampai terjadi serangan hama pada tanaman
utama yaitu kelapa. Untuk penerapan teknologi peremajaan kelapa dari
segi penggunaan benih unggul bermutu tinggi ada beberapa yaitu kelapa
genjah dan dalam yang perlu dikembangkan dalam suatu wilayah.
Tabel 2: Varietas unggul Kelapa Genjah dan Kelapa Dalam yang telah dilepas.
Umur Panen
|
Potensi Hasil
|
Kadar Minyak
|
Daerah Pengembangan.
|
|
Dalam Tenga | 6 thn. | 3,0 ton kopra | Ch < 2.500 mm | |
Dalam Palu | 6 thn. | 2,8 ton kopra | Ch < 1.500 mm | |
Dalam Bali | 6 thn. | 3,0 ton kopra | Ch =2..500 mm | |
D. Mapanget | 6 thn. | 3,3 ton kopra | Ch 2.500-3.500 mm. | |
|
6 thn. | 2,2 ton kopra | ||
|
5 thn. | 3,6 ton kopra | ||
|
5-6 thn | 2,5 ton kopra | Ch>1.000 mm | |
Genjah Kuning Nias | 4 thn. | 60 – 120 butir/pohon | Ch <2.500 mm | |
Genjah Raja | 4 thn. | 70 – 120 btr/p | Ch.<2.500 mm | |
|
4 thn. | 60-120 btr/ph | Ch.<2.500 mm | |
Genjah Salak | 3 thn. | 80-120 btr/ph | Ch.<2.500 mm |
Bibit Kelapa
Perbanyakan bibit kelapa umumnya dilakukan secara generatif yaitu
dengan menggunakan buah kelapa yang harus disemaikan terlebih dahulu,
benih berasal dari kebun induk atau blok penghasil buah tinggi dengan
kriteria sebagai berikut:
- Bentuk buah bundar atau agak lonjong.
- Ukuran buah yang normal untuk jenis kultivar yang bersangkutan.
- Warna buah kecoklatan dan licin sebagai tanda matang penuh.
- Pohon menghasilkan > 12 tandan buah/tahun.
- Buah per tandan sebanyak 7 butir.
- Jumlah daun hijau lebih besar 29 pada mahkota.
- Air buah yang cukup, jika kurang airnya tidak akan tumbuh dengan baik untuk mengetahuinya adalah dengan menggoyang buah tersebut.
- Tidak berpenyakit atau cacat.
Untuk mendapatkan bibit yang benar-benar berkualitas baik maka
seleksi di pembibitan yang merupakan seleksi akhir adalah pekerjaan yang
sangat penting. Dengan melakukan seleksi akhir ini diharapkan dapat
memperoleh bibit yang benar-benar baik dan seragam untuk melakukan
peremajaan yang akhirnya mendapatkan kebun yang tanamannya tumbuh
merata. Dalam pekerjaan seleksi meliputi kegiatan untuk memisahkan
tanaman yang tumbuhnya kerdil, mati terserang hama/penyakit, bibit yang
tumbuh tidak normal. Bibit yang rusak/afkir tersebut dikeluarkan dari
tempat pembibitan dan dimusnahkan, tanaman yang baik dan sehat saja siap
untuk dijadikan untuk pertanaman. (Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar