Jumat, 30 Mei 2014

DUA METODE PEREMAJAAN KELAPA

KUANSING - SRR
Potensi Kelapa Terabaikan  Peremajaan dapat dilakukan pada tanaman kelapa berumur kurang dari 60 tahun apabila tanaman tersebut tidak produktif lagi atau produksi buahnya kurang dari 30 butir/pohon/tahun.
  Hal ini disebabkan kultivar kelapa yang ditanam bukan jenis unggul atau tidak sesuai dengan iklim dan tanah di daerah tersebut. Apabila daerah/lokasi tersebut memang tidak cocok untuk tanaman kelapa sebaiknya tidak diremajakan lagi dan diganti dengan tanaman lain yang lebih cocok.
   Agar peremajaan tidak mengganggu kebutuhan bahan baku kelapa dalam jangka panjang, maksimal sebanyak 15 hingga 16% dari populasi tanaman yang ada. Metode peremajaan yang dianjurkan adalah tebang bertahap dan dalam keadaan tertentu tebang habis.

Peremajaan Tebang Bertahap
Tanaman kelapa tua ditebang secara bertahap sebesar 20% per tahun dengan skema penebangan sebagai berikut:
Tabel 1 : Penebangan kelapa yang perlu diremajakan.
Tahun ke-
Kepadatan Kelapa Tua
( pohon )
Persentase Penebangan
  1.  
  2.  
  3.  
  4.  
  5.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

  Pengajiran dan pembuatan lubang tanaman dilakukan sesuai jarak dan sistem tanam, disarankan sistem pagar 6 x 16 meter atau 5 x 16 m. Sebelum penganjiran tanah diolah minimum (minimum tillage) untuk persiapan penanaman tanaman sela(Cropping Crop).
  Penanaman kelapa pengganti sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan sebelum tanaman sela. Penebangan kelapa tua dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan kelapa yang sudah tua. Penebangan kelapa dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman agar tanaman pengganti tidak tertimpa batang kelapa dan biasanya kerusakan yang terjadi 0 – 1% saja.
  Pada tahun pertama penebangan hanya dilakukan terhadap pohon yang tidak produktif atau pohon kelapa yang dekat tanaman pengganti. Sisa-sisa batang kelapa dan daun dikumpulkan pada suatu tempat untuk dikeringkan dan selanjutnya dibakar.

Peremajaan Tebang Habis
  Tanaman kelapa tua ditebang seluruhnya sebelum tanaman pengganti ditebang, metode ini sebaiknya diterapkan pada tanaman kelapa yang rusak akibat serangan hama dan penyakit. Hal ini dilakukan agar tanaman tua tidak menjadi sumber penularan hama dan penyakit serta untuk mematahkan siklus hama dan penyakit yang berkembang dalam suatu wilayah.
  Penebangan tanaman tua menggunakan gergaji mesin (Chain saw) agar penebangan pohon lebih cepat, cara merobohkan adalah dengan menggali pangkal batang agar lebih baik karena tidak meninggalkan tunggul. Tunggul harus dibuang atau dibiarkan kering lalu dibakar agar tidak untuk berkembangnya hama kelapa.
  Tanaman sela saat tanaman kelapa masih sebaiknya tanaman semusim seperti jagung, kedelai, lombok, tomat dan terung yang perlu diperhatikan menjaga jangan sampai terjadi serangan hama pada tanaman utama yaitu kelapa. Untuk penerapan teknologi peremajaan kelapa dari segi penggunaan benih unggul bermutu tinggi ada beberapa yaitu kelapa genjah dan dalam yang perlu dikembangkan dalam suatu wilayah.
Tabel 2: Varietas unggul Kelapa Genjah dan Kelapa Dalam yang telah dilepas.
  •  
Umur Panen
Potensi Hasil
  •  
Kadar Minyak
Daerah Pengembangan.
Dalam Tenga 6 thn. 3,0 ton kopra
  1.  
Ch < 2.500 mm
Dalam Palu 6 thn. 2,8 ton kopra
  1.  
Ch < 1.500 mm
Dalam Bali 6 thn. 3,0 ton kopra
  1.  
Ch =2..500 mm
D. Mapanget 6 thn. 3,3 ton kopra
  1.  
Ch 2.500-3.500 mm.
  1. Takome
6 thn. 2,2 ton kopra
  1.  
  •  
  1. Sawarna
5 thn. 3,6 ton kopra
  1.  
  •  
  1. Sikka
5-6 thn 2,5 ton kopra
  1.  
Ch>1.000 mm
Genjah Kuning Nias 4 thn. 60 – 120 butir/pohon
  1.  
Ch <2.500 mm
Genjah Raja 4 thn. 70 – 120 btr/p
  1.  
Ch.<2.500 mm
  1. Kuning Bali
4 thn. 60-120 btr/ph
  1.  
Ch.<2.500 mm
Genjah Salak 3 thn. 80-120 btr/ph
  1.  
Ch.<2.500 mm

Bibit Kelapa
Perbanyakan bibit kelapa umumnya dilakukan secara generatif yaitu dengan menggunakan buah kelapa yang harus disemaikan terlebih dahulu, benih berasal dari kebun induk atau blok penghasil buah tinggi dengan kriteria sebagai berikut:
  1. Bentuk buah bundar atau agak lonjong.
  2. Ukuran buah yang normal untuk jenis kultivar yang bersangkutan.
  3. Warna buah kecoklatan dan licin sebagai tanda matang penuh.
  4. Pohon menghasilkan > 12 tandan buah/tahun.
  5. Buah per tandan sebanyak 7 butir.
  6. Jumlah daun hijau lebih besar 29 pada mahkota.
  7. Air buah yang cukup, jika kurang airnya tidak akan tumbuh dengan baik untuk mengetahuinya adalah dengan menggoyang buah tersebut.
  8. Tidak berpenyakit atau cacat.
Untuk mendapatkan bibit yang benar-benar berkualitas baik maka seleksi di pembibitan yang merupakan seleksi akhir adalah pekerjaan yang sangat penting. Dengan melakukan seleksi akhir ini diharapkan dapat memperoleh bibit yang benar-benar baik dan seragam untuk melakukan peremajaan yang akhirnya mendapatkan kebun yang tanamannya tumbuh merata. Dalam pekerjaan seleksi meliputi kegiatan untuk memisahkan tanaman yang tumbuhnya kerdil, mati terserang hama/penyakit, bibit yang tumbuh tidak normal. Bibit yang rusak/afkir tersebut dikeluarkan dari tempat pembibitan dan dimusnahkan, tanaman yang baik dan sehat saja siap untuk dijadikan untuk pertanaman. (Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar