KAMPAR - SRR
Tak kurang dari 70 orang petugas peternakan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (SKPD) se-Kabupaten Kampar duduk semeja di lantai 4 Mona Hotel Pekanbaru, Senin (24/3). Selama dua hari, mereka dicekoki soal bimbingan teknis peternakan. Mulai dari cara beternak yang baik, pengembangbiakan secara buatan maupun langsung, serta gimana caranya para petugas ini bisa memotivasi masyarakat untuk menjadi peternak sukses. Sebab kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar, Nurhasani, Pemkab Kampar kini benar-benar fokus untuk menjadi sentra ternak di Riau. Biar misi itu terwujud, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tak hanya terbang mengikuti apreseasi integrasi sapi-sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel) tiga hari lalu. Tapi juga menggembleng semua petugas di lapangan untuk benar-benar ready menggeber program tadi. “Tanpa kerja keras petugas di lapangan, misi tadi akan lama terwujud. Kita ingin, para petugas di lapangan itu bisa memberikan bimbingan, arahan serta terus mengawal para peternak supaya ternak mereka tumbuh subur dan menghasilkan hasil maksimal,” kata Nurhasani usai membuka temu petugas tadi. Soal integrasi sapi-sawit tadi kata Nurhasani, Kampar sudah melakukan itu jauh sebelum dia dan Kasi Pakan dan Pengawasan, M Ali, terbang ke Kalsel itu. “Di Tapung Hulu, Tapung Hilir dan Tapung, integrasi sapi-sawit sudah berjalan lancar. Dan di situ pula menjadi sentra sapi di Kampar.
Memang, tak hanya soal integrasi yang kami pelajari di sana. Tapi juga menyangkut pakan. Makanya, M Ali ikut serta ke sana,” ujar mantan sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan ini. Untuk menjadi sentra ternak di Riau kata Nurhasani, modal awal yang dimilik oleh Kampar sebenarnya sudah ada. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 31. 123 ribu ekor sapi. Hampir seratus persen, sapi potong alias pedaging. Lantas ada juga sekitar 19.174 ekor kerbau. Dari sapi sebanyak itu, Tapung Hulu, Tapung dan Tapung Hilir menduduki posisi tertinggi. Masing-masing kecamatan itu punya sapi potong di atas 3000 ekor. “Biar pergerakan produksi sapi kita bagus, kita musti melibatkan masyarakat banyak secara utuh. Mereka yang akan terus kita bina menjadi peternak. Inilah bagian dari tujuan temu petugas peternakan tadi,” ujarnya. Selain menggeber pertumbuhan ternak tadi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kampar juga sudah merancang yang namanya pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kompos. Di Tapung, sudah ada mesin sederhana hingga semi modern, untuk membikin kompos . “Potensi duit bukan hanya did aging. Tapi juga kotoran dan urine. Sudah banyak peternak yang memanfaatkan kotoran dan urine tadi untuk pupuk di ladang sawit mereka. Ada pula yang sudah dijual eceran. Ini kan potensi besar buat mereka ke depan,” ujarnya. Belakangan kata Nurhasani, animo masyarakat untuk menjadi peternak sapi sudah terus meningkat. Ini terbukti dari perolehan sapi redistribusi yang sudah mencapai 57 ekor. “Kalau sapi yang diangonkan pemerintah kepada masyarakat tak tumbuh, tentu tidak akan ada yang mereka kembalikan,” katanya. Lantaran animo masyarakat yang kian berkembang itu pula kata Nurhasani, tahun ini Pemkab kampar lewat dinas yang dia pimpin sudah akan mendatangkan lebih dari 1000 ekor sapi. Sapi-sapi itu nanti akan dipelihara oleh masyarakat. Termasuk 60 ekor kerbau dan 160 ekor kambing. (humas kampar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar