Selasa, 25 Maret 2014

Banyak Pekerjaan Tanpa Perencanaan Matang

   Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh tidak menampik jika dirinya masih menemukan sejumlah pekerjaan tanpa perencanaan matang. Ada gedung yang sudah selesai dibangun tapi tidak bisa difungsikan. Selain itu kata Bupati, ada juga pembangunan sejumlah ruas jalan tanpa bahu jalan (Beram) dan trotoar. Kondisi seperti itu menandakan tidak adanya perencanaan yang matang. “Tak ada jarang antara jalan dengan parit, karena tak ada bahu jalan atau trotoar. Kalau roda kendaraan keluar dari jalan ya langsung terjun ke parit,” sebut Bupati. Hal itu disampaikan Bupati saat acara Rakor Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD) baru-baru ini di Bengkalis. Kata Bupati, perencanaan yang matang itu mutlak dilakukan, agar proyek yang sudah selesai dibangun dengan uang rakyat bisa difungsikan sebaik-baiknya. Parahnya lagi kata Bupati, ada gedung yang sudah selesai dibangun juga tidak bisa digunakan, dikarenakan akses jalan ke gedung tersebut belum ada, listrik belum masuk dan berbagai kekurangan lainnya. “Kalau membangun ya jangan sampai menyulitkan masyarakat. Misalnya membangun jembatan, sudah tahu jembatan itu satu-satunya sarana penghubung di desa, dibangun tak selesai tak pulak dibuat jembatan sementara yang bisa digunakan masyarakat, kan menyusahkan namanya tu,” keluh Bupati lagi.

   Untuk itu kata Bupati, para pajabat harus sering turun ke lapangan, melihat kondisi ril masyarakat, dengan begitu program yang dijalankan lebih tepat dan benar-benar mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Sebelumnya anggota DPRD Bengkalis, Hardony Archan mengatakan, salah sat contoh proyek tanpa perencanaan matang adalah, pembangunan sirkuit balap untuk road race di kota Duri kecamatan Mandau. Proyek tersebut dituding asal jadi karena tidak disertai perencanaan yang matang. Padahal anggaran pembangunan arena balapan itu menelan anggaran Rp 8,8 milyar sepenuhnya dari APBD Bengkalis tahun 2013. “Dilihat dari lokasi pembangunan serta akses jalan menuju sirkuit yang masih berupa jalan tanah, terkesan proyek tersebut dipaksakan tanpa melalui study kelayakan atau perencanaan yang matang. Anggarannya cukup besar untuk tahap awal Rp 8,8 milyar hanya berupa tanah uruk dan timbunan base yang baru dikerjakan rekanan,”ungkap Hardoni Archan. Besarnya anggaran untuk penimbunan lokasi proyek, kabarnya dikarenakan lokasi tersebut rendah (lembah), sehingga membutuhkan tanah urug cukup banyak. “Ini akibat dari perencanaan yang tidak matang, termasuk peran dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang asal main tampung saja usulan-usulan kiegiatan dari SKPD. Bagaimana mungkin sirkuit yang dibangun berada di lokasi jauh dari kota dan tidak ada akses jalan aspal,”papar Hardoni. Ia mencontohkan pembangunan sirkuit road race itu sama dengan proyek terminal AKAP yang dibangun di Mandau 10 tahun lalu, terminal selesai jalan tak ada, dan sekarang terminal tersebut terlantar tidak terpakai sama sekali. Diragukannya juga, setelah selesai dibangun, sirkuit road race itu nantinya bakal tidak termanfaatkan.(Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar