Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh tidak
menampik jika dirinya masih menemukan sejumlah pekerjaan tanpa
perencanaan matang. Ada gedung yang sudah selesai dibangun tapi tidak
bisa difungsikan. Selain itu kata Bupati, ada juga pembangunan
sejumlah ruas jalan tanpa bahu jalan (Beram) dan trotoar. Kondisi
seperti itu menandakan tidak adanya perencanaan yang matang. “Tak ada
jarang antara jalan dengan parit, karena tak ada bahu jalan atau
trotoar. Kalau roda kendaraan keluar dari jalan ya langsung terjun ke
parit,” sebut Bupati. Hal itu disampaikan Bupati saat acara Rakor Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD)
baru-baru ini di Bengkalis. Kata Bupati, perencanaan yang matang itu
mutlak dilakukan, agar proyek yang sudah selesai dibangun dengan uang
rakyat bisa difungsikan sebaik-baiknya. Parahnya lagi kata Bupati, ada gedung
yang sudah selesai dibangun juga tidak bisa digunakan, dikarenakan akses
jalan ke gedung tersebut belum ada, listrik belum masuk dan berbagai
kekurangan lainnya. “Kalau membangun ya jangan sampai
menyulitkan masyarakat. Misalnya membangun jembatan, sudah tahu jembatan
itu satu-satunya sarana penghubung di desa, dibangun tak selesai tak
pulak dibuat jembatan sementara yang bisa digunakan masyarakat, kan
menyusahkan namanya tu,” keluh Bupati lagi.
Untuk itu kata Bupati, para pajabat
harus sering turun ke lapangan, melihat kondisi ril masyarakat, dengan
begitu program yang dijalankan lebih tepat dan benar-benar mendatangkan
manfaat bagi masyarakat. Sebelumnya anggota DPRD Bengkalis,
Hardony Archan mengatakan, salah sat contoh proyek tanpa perencanaan
matang adalah, pembangunan sirkuit balap untuk road race di kota Duri
kecamatan Mandau. Proyek tersebut dituding asal jadi karena tidak
disertai perencanaan yang matang. Padahal anggaran pembangunan arena
balapan itu menelan anggaran Rp 8,8 milyar sepenuhnya dari APBD
Bengkalis tahun 2013. “Dilihat dari lokasi pembangunan serta
akses jalan menuju sirkuit yang masih berupa jalan tanah, terkesan
proyek tersebut dipaksakan tanpa melalui study kelayakan atau
perencanaan yang matang. Anggarannya cukup besar untuk tahap awal Rp 8,8
milyar hanya berupa tanah uruk dan timbunan base yang baru dikerjakan
rekanan,”ungkap Hardoni Archan. Besarnya anggaran untuk penimbunan
lokasi proyek, kabarnya dikarenakan lokasi tersebut rendah (lembah),
sehingga membutuhkan tanah urug cukup banyak. “Ini akibat dari perencanaan yang tidak
matang, termasuk peran dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) yang asal main tampung saja usulan-usulan kiegiatan dari SKPD.
Bagaimana mungkin sirkuit yang dibangun berada di lokasi jauh dari kota
dan tidak ada akses jalan aspal,”papar Hardoni. Ia mencontohkan pembangunan sirkuit road
race itu sama dengan proyek terminal AKAP yang dibangun di Mandau 10
tahun lalu, terminal selesai jalan tak ada, dan sekarang terminal
tersebut terlantar tidak terpakai sama sekali. Diragukannya juga,
setelah selesai dibangun, sirkuit road race itu nantinya bakal tidak
termanfaatkan.(Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar