Rumbai, 21 Februari 2014 - Kebakaran
hutan dan lahan di Provinsi Riau umumnya terjadi di lahan gambut.
Dampak kebakaran lahan gambut tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
Riau, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sana,
salah satunya adalah PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Kebakaran lahan
gambut juga terjadi disekitar wilayah operasi CPI, seperti yang dialami
Duri Steamflood pada 2013 dan Dumai Operation pada 2014.
Awal Februari 2014 lalu, petugas CPI menemukan adanya kebakaran di
kawasan hutan konservasi Kota Dumai. Lokasi kebakaran berjarak sekitar 3
– 5 meter dari jalur pipa Duri – Dumai dan pembangkit listrik PGT.
Segera setelah mengetahui lokasi kebakaran, CPI mengirimkan kru pemadam kebakaran ke lokasi untuk mengatasi kebakaran, petugas sekuriti untuk menjaga keamanan di lokasi, dan tim operasiuntuk memastikan api tidak mendekati fasilitas CPI dan tidak membahayakan masyarakat yang melintas.
Cuaca yang cukup panas dan titik api yang jauh dari jalan membuat
mobil pemadam kebakaran sulit mencapai lokasi asap atau api sehingga air
yang disiramkan pun sulit menjangkau titik api.
Para petugas pun memutuskan untuk berjalan kaki
dengan membawa selang air menuju lokasi kebakaran yang jauh dari
fasilitas jalan. Kondisi hutan yang lebat merupakan tantangan tersendiri
bagi para kru ini. Untuk membuka jalan, mereka harus menebas
tanam-tanaman yang menghalangi. Keberadaan kanal dan sungai membuat
mereka juga harus membangun jembatan kayu untuk dapat mendekati lokasi.
Di lokasi kebakaran, mereka disambut oleh api setinggi kurang lebih 3
meter. Setelah bekerja keras selama 30 menit, para petugas itu akhirnya
berhasil menaklukkan kobaran api. Tidak ada korban jiwa maupun terluka
bakar dalam peristiwa ini. Meskipun demikian, hingga saat ini para
petugas tetap bersiaga dan terus berupaya untuk menemukan dan memadamkan
titik api lainnya.
Menemukan titik api di lahan gambut bukanlah hal yang mudah karena
api tidak selalu terlihat. Biasanya, yang terlihat di permukaan hanyalah
asap dan pohon-pohon yang bertumbangan. Hal ini disebabkan oleh bara
api yang menjalar beberapa meter di bawah permukaan tanah, menggerogoti
akar-akar pepohonan. Kondisi bisa berlangsung selama berbulan-bulan.
Bara api akan terus menjalar dan membakar akar pepohonan dan semua benda
yang dilewatinya.
Saya menyadari risiko pekerjaan saya,tutur Adex Triwarman, salah
seorang petugas yang ikut berpartisipasi memadamkan kebakaran di Duri
dan Dumai. Tapi saya yakin, jika saya bekerja sesuai dengan prosedur
maka kecelakaan kerja dapat dihindarkan,lanjutnya. Saya bangga bekerja
sebagai pemadam kebakaran. Anak dan istri merupakan motivasi utama saya
untuk bekerja dengan selamat.
Kerja keras para petugas pemadam kebakaran layak diapreasiasi karena
mereka bertungkus-lumus, bahkan bertaruh nyawa, untuk mencegah bencana
yang dapat menghancurkan lingkungan dan kehidupan masyarakat ini.(Humas
cpi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar