Minggu, 09 Februari 2014

LEMAHNYA PENGAWASAN PEMILU 2014 DI KECAMATAN MANDAU

  • GUNAKAN HAK PILIH DALAM MEMILIH CALON LEGISLATIF YANG BENAR-BENAR BISA MEMBAWA PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK DI MANDAU
  • MASYARAKAT MANDAU BUTUH BUKTI BUKAN JANJI-JANJI PALSU DARI SETIAP CALON LEGISLATIF
  • PENGAWASAN DALAM PEMILU SANGAT PENTING AGAR TIDAK TERJADI KECURANGAN PADA SAAT PEMILU 2014-2019 YANG AKAN MENDATANG
MANDAU-SRR
(*058)


   Pemilu 2014-2019 yang akan datang sudah banyak terjadi kecurangan-kecurangan beberapa Caleg sudah memboking tempat duduk di kursi  DPRD Bengkalis. Dengan membayar uang lebih untuk kursi Dewan. Bahkan ada pula Caleg membuat koneksi di Lembaga Pemerintahan. Berbagai cara telah ditempuh oleh Caleg untuk dapat duduk dikursi panas DPRD Bengkalis. Dan ada juga Caleg bagi-bagi uang 100.000, ada pula bagi-bagi beras kemasyarakat. Lemahnya Lembaga Pengawasan Pemilu seperti Panwaslu tidak berdaya lagi untuk mengawasi  jalannya pemilu 2014. Contohnya saja Panwaslu di Kecamatan Mandau ini, seakan-seakan lepas tangan bila ada kecurangan dilapangan. mereka dengan mudahnya menjawab"itu urusan interen partai". Jadi menurut pengamatan saya sebagai wartawan suara rakyat riau yang ditugaskan di Kecamatan Mandau"bahwa pemilu 2014 akan pasti terjadi kecurangan seperti kata pepatah "ada gula ada semut" yang artinya"dimana ada uang disitu masyarakat mau nyoblos, jika tidak ada uang jangan harap bisa dapat suara lebih"ungkap wartawan SRR.
    Tiket  VIP untuk duduk dikursi Dewan sudah dipersiapkan siapa yang berani bayar mahal tiket vip tersebut dialah pemenangnya dipertarungan 2014. Berbagai cara bujuk rayu Caleg yang mempunyai uang lebih pastilah Caleg tersebut menang mutlak. Seperti Pemilu yang sebelumnya kita dapat berkaca dalam pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Gubernur, Pemilihan RT dan lain sebagainya. Tentu calon tersebut habis-habisan mengeluarkan uang untuk mencapai target agar dapat kursi di nomor Satu. Sebagaimana kita ketahui bahwa pemilu 2014 ini, masyarakat Indonesia khususnya di Kecamatan Mandau bahwa masyarakat Mandau diperkirakan tidak berminat lagi untuk nyoblos. Karena mereka sudah terbiasa dengan uang siapa yang tidak tertarik dengan uang, apalagi mengingat kebutuhan bahan pokok dijaman era globalisasi ini semakin melambung tinggi. Masyarakat Mandau sudah bosan dengan janji-janji manis para Caleg contonhnya mana ada Caleg yang mau memperjuangankan nasib buruh, dan mensejahterahkan masyarakatnya. Kita lihat saja dilapangan dalam pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Bupati Bengkalis yang menjanjikan berdirinya Kabupaten Mandau ternyata tidak terwujud cita-cita tersebut hanya akal- akalan saja. Bagaimana masyarakat Mandau bisa percaya lagi, bila sudah dibohongi maka seumur hidup pasti tidak akan percaya lagi dikemudian hari.
    Tahun politik dijaman era gombalisasi ini sangat riskan terjadi kecurangan berbagai tipu muslihat sudah dibuat untuk menjaring masyarakat yang menginginkan uang untuk dapat memilih Calon Legislatiif yang berduit. Berbagai macam cara dibuat seperti  halnya oknum PAN membuat family 100 dengan sistem bagi-bagi uang lembaran RP.100.000. Oknum PDIP pun juga berbuat hal yang sama yaitu bagi-bagi beras dan berbagai oknum partai lainnya juga berbuat hal yang serupa yakni bagi-bagi sembako kemasyarakat Mandau. Jika di lihat pada tahun kuda dan tahun Politik ini kecenderungan masyarakat Mandau diperkirakan banyak golput (golongan putih) alias tidak ikut memilih. Dan di pastikan banyak kecurangan seperti  lagu“semangka berdaun sirih”janji hanya tinggal janji semua berpulang pada individunya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar