- GUNAKAN HAK PILIH DALAM MEMILIH CALON LEGISLATIF YANG BENAR-BENAR BISA MEMBAWA PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK DI MANDAU
- MASYARAKAT MANDAU BUTUH BUKTI BUKAN JANJI-JANJI PALSU DARI SETIAP CALON LEGISLATIF
- PENGAWASAN DALAM PEMILU SANGAT PENTING AGAR TIDAK TERJADI KECURANGAN PADA SAAT PEMILU 2014-2019 YANG AKAN MENDATANG
(*058)
Pemilu 2014-2019 yang akan datang sudah banyak terjadi
kecurangan-kecurangan beberapa Caleg sudah memboking tempat duduk di kursi
DPRD Bengkalis. Dengan membayar
uang lebih untuk kursi Dewan. Bahkan ada pula Caleg membuat koneksi di Lembaga Pemerintahan. Berbagai cara telah ditempuh oleh Caleg untuk dapat duduk dikursi panas
DPRD Bengkalis. Dan ada juga Caleg bagi-bagi uang 100.000, ada pula bagi-bagi beras
kemasyarakat. Lemahnya Lembaga Pengawasan Pemilu
seperti Panwaslu tidak berdaya lagi untuk mengawasi
jalannya pemilu 2014. Contohnya saja Panwaslu di Kecamatan Mandau ini, seakan-seakan lepas tangan bila ada kecurangan dilapangan. mereka dengan mudahnya menjawab"itu urusan interen partai". Jadi menurut pengamatan saya
sebagai wartawan suara rakyat riau yang ditugaskan di Kecamatan Mandau"bahwa
pemilu 2014 akan pasti terjadi kecurangan seperti kata pepatah "ada gula ada
semut" yang artinya"dimana ada uang disitu masyarakat mau nyoblos, jika tidak ada
uang jangan harap bisa dapat suara lebih"ungkap wartawan SRR.
Tiket
VIP untuk duduk dikursi Dewan sudah dipersiapkan siapa yang berani bayar
mahal tiket vip tersebut dialah pemenangnya dipertarungan 2014. Berbagai
cara bujuk rayu Caleg yang mempunyai uang lebih pastilah Caleg tersebut menang
mutlak. Seperti Pemilu yang sebelumnya kita dapat berkaca dalam pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Gubernur, Pemilihan
RT dan lain sebagainya. Tentu calon tersebut habis-habisan mengeluarkan uang untuk
mencapai target agar dapat kursi di nomor Satu. Sebagaimana kita ketahui bahwa pemilu 2014
ini, masyarakat Indonesia khususnya di Kecamatan Mandau bahwa masyarakat Mandau
diperkirakan tidak berminat lagi untuk nyoblos. Karena mereka sudah terbiasa dengan
uang siapa yang tidak tertarik dengan uang, apalagi mengingat kebutuhan bahan pokok
dijaman era globalisasi ini semakin melambung tinggi. Masyarakat Mandau sudah
bosan dengan janji-janji manis para Caleg contonhnya mana ada Caleg
yang mau memperjuangankan nasib buruh, dan mensejahterahkan masyarakatnya. Kita
lihat saja dilapangan dalam pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Bupati Bengkalis yang
menjanjikan berdirinya Kabupaten Mandau ternyata tidak terwujud cita-cita
tersebut hanya akal- akalan saja. Bagaimana masyarakat Mandau bisa percaya lagi, bila sudah
dibohongi maka seumur hidup pasti tidak akan percaya lagi dikemudian hari.
Tahun politik dijaman era gombalisasi
ini sangat riskan terjadi kecurangan berbagai tipu muslihat sudah dibuat untuk
menjaring masyarakat yang menginginkan uang untuk dapat memilih Calon Legislatiif
yang berduit. Berbagai macam cara dibuat seperti halnya oknum PAN membuat family 100 dengan sistem bagi-bagi
uang lembaran RP.100.000. Oknum PDIP pun juga berbuat hal yang sama yaitu bagi-bagi beras dan
berbagai oknum partai lainnya juga berbuat hal yang serupa yakni bagi-bagi
sembako kemasyarakat Mandau. Jika di lihat pada tahun kuda dan tahun Politik ini kecenderungan masyarakat Mandau diperkirakan banyak
golput (golongan putih) alias tidak ikut memilih. Dan di pastikan banyak
kecurangan seperti lagu“semangka
berdaun sirih”janji hanya tinggal janji semua berpulang pada individunya
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar