Jakarta -
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bekerja sama
dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyelenggarakan seminar nasional mengenai Analisis Dampak Kependudukan
terhadap Pembangunan Tahun 2014 pada Rabu (18/06) di Ruang SG 1-3 Gedung
Bappenas. Hadir dalam acara ini Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan Bappenas, Dra. Nina Sardjunani, MA dan juga Kepala BKKBN,
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK.
Dalam sambutannya, Dra. Nina
Sardjunani menyatakan bahwa Permasalahan kependudukan di Indonesia masih
menjadi persoalan penting dan kompleks yang harus segera ditangani.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, dalam sepuluh tahun
terakhir penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa dengan rata-rata
angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun, yaitu sebanyak
237,5 juta jiwa pada tahun 2010.
“Diperkirakan jumlah ini menjadi
271,1 juta jiwa pada tahun 2020 dan 305,6 juta pada tahun 2035. Jika
dihitung sampai tahun 2035, jumlah penduduk Indonesia akan bertambah
sebesar 68 juta jiwa,” papar Dra. Nina Sardjunani.
Menurut Dra. Nina Sardjunani, dari
sisi migrasi dan persebaran penduduk, distribusi penduduk Indonesia
juga belum tersebar secara merata di wilayah NKRI. Selama 10 tahun pasca
diberlakukannya kebijakan desentralisasi, pulau Jawa yang luasnya hanya
7 persen dari total luas wilayah Indonesia, tetap dihuni oleh 58 persen
dari total jumlah penduduk Indonesia.
Dia melanjutkan, pola distribusi
penduduk di pulau-pulau yang lain juga relatif tidak mengalami perubahan
berarti. Padahal kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk mendekatkan
pelayanan program sekaligus sumber dayanya langsung kepada masyarakat,
sehingga diharapkan Pemerintah Daerah lebih besar perannya dalam
melaksanakan pembangunan di daerahnya.
“Pola distribusi penduduk yang
tidak merata ini dapat berdampak baik secara langsung maupun tidak
terhadap berbagai aspek kehidupan, yaitu: aspek sosial, ekonomi,
politik, pertahanan keamanan, daya dukung dan daya tampung lingkungan,”
tambahnya.
Dra. Nina Sardjunani berharap
seminar ini dapat melahirkan rekomendasi dan hasil analisis dampak
kependudukan yang dapat dimanfaatkan dalam penyelarasan program dan
kebijakan pembangunan sebagai upaya mewujudkan keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk
dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Dari sisi perencanaan pembangunan,
seminar ini diharapkan dapat menawarkan solusi strategik yang
benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan khalayak umum yang
memerlukannya. “Apabila solusi strategik ini nantinya terbukti efektif
dalam menyelesaikan masalah kependudukan di suatu wilayah, kita dapat
mengusulkannya secarabottom up melalui Musrenbangdes pada tingkat lini lapangan,” ungkapnya.
“Namun, dalam skala yang lebih
luas, solusi strategik yang dinilai berhasil merespons masalah
kependudukan setempat, dapat direplikasi untuk daerah lain, bahkan bukan
tidak mungkin direplikasi pada skala nasional,” pungkasnya. (Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar